![]() |
| Credit by google.com |
ANALISIS MIKROBA
AIR
Air merupakan sumber kebutuhan pokok
yang sangat penting untuk kehidupan sehari – hari yang tanpa disadari
mengandung berbagai jenis mikroba (pathogen dan non pathogen) di dalamnya.
Perkembangan industri dan semakin luasnya
pemukiman membuat kebutuhan air bersih layak minum semakin langka.
Analisis mikroba pada air dilakukan
untuk mengetahui keberadaan mikroba yang pathogen maupun non pathogen dengan
melakukan pemeriksaan bakteriologis terhadap air yang bersih yang digunakan.
Dalam analisis mikroba air menggunakan
pemeriksaan bakteriologis air terdiri dari : 1. Uji pendugaan, 2. Uji
penegasan atau penentu (confirmed test), 3. Uji pelengkap (completed test).
Selain itu juga dilakukan analisis utama , analisis tambahan, aquality
assurance analysis mikrob air, pemeriksaan air secara mikrobiologid dan pedoman
pengambilan sampel air.
MIKROBIOLOGI LIMBAH
Limbah
adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri, rumah
tangga (domestik), limbah industri maupun
rumah sakit, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Faktor yang
mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar dan
frekuensi pembuangan limbah. Penanganan limbah meliputi pengumpulan bahan
limbah, pengangkutannya (transportasi), pemrosesan limbah dan mendaur ulang
limbah menjadi bahan yang tidak berbahaya atau penempatan limbah material pada
tempatnya.
Mikroba limbah merupakan Mikroba yang mampu mengasimilasi polutan
ke dalam tubuh mereka sehinga konsentrasi polutan dapat berkurang dari dalam
air limbah berbahaya (infeksius).
PENGELOLAAN BUANGAN SECARA
MIKROBIOLOGI
Pengelolaan buangan atau limbah secara
mikrobiologi merupakan pengolahan (treatment) air limbah dengan
mendayagunakan mikroorganisme untuk mendekomposisi bahan-bahan organik yang
terkandung dalam air limbah menjadi bahan yang kurang menimbulkan potensi
bahaya (misalnya keracunan, kematian biotik akibat penurunan DO, maupun kerusakan
ekosistem). Pengolahan secara biologi seringkali merupakan pengolahan tahap
kedua (secondary treatment) dalam sebuah IPAL.
Contohnya Pengolahan air limbah secara biologi biasanya
merupakan tahapan kedua [secondary treatment] dalam sebuah IPAL, hal tersebut
dikarenakan air limbah harus diolah terlebih dahulu [primary treatment]
misalnya proses netralisasi di tahapan pertama agar pH mendekati netral namun
agak asam, supaya dapat menunjang kehidupan mikroorganisme. Berbagai
mikroorganisme yang berperan dalam mendekomposisi senyawa organik antaralain
bakteri, protozoa, amoeba, fungi, maupun nematoda, sisanya merupakan organisme
patogen yang selanjutnya akan dimusnahkan melalui proses disinfeksi. Pengolahan
air limbah secara biologi beranekaragam, biasanya dipilih berdasarkan tipe
sumber limbah itu sendiri maupun ketersediaan ruang & material.
MIKROBIOLOGI TANAH
Beberapa mikroorganisme tanah bersifat patogenik terhadap tumbuhan dan
menyebabkan penyakit pada perakaran sehingga menjadi layu dan
busuk. Banyak tumbuhan bersimbiosis dengan jamur bernama mikoriza. Mikoriza meningkatkan
kemampuan tumbuhan untuk menyerap nutrisi dan air. Interaksi antara
mikroorganisme tanah dan akar tumbuhan banyak dikaji dalam ilmu mikrobiologi
tanah. Mikroorganisme tanah juga bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah
satunya adalah bakteri.
Mikroorganisme tanah dapat menguraikan zat beracun yang berasal dari
polusi. Hal ini menjadi dasar bioremediasi, yaitu penggunaan mikroorganisme
untuk mendetoksifikasi dan menguraikan zat berbahaya dalam lingkungan atau
setruktur tanah. struktur tanah, kandungan gizi, ketersediaan hara, dan menahan
kapasitas air semuanya dipengaruhi oleh, atau tergantung pada, mikroorganisme
tanah. Semua mikroorganisme tersebut adalah biota tanah yang berfungsi di
ekosistem bawah tanah di akar tumbuhan dan sampah sebagai sumber makanan.
Mikrobiologi tanah modern merupakan gabungan ilmu tanah, kimia, dan ekologi
untuk memahami fungsi mikroorganisme dalam ekosistem tanah.
MIKROBIOLOGI
UDARA
Udara merupakan media
penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang
relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Udara tidak
mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri di udara
kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus oleh tiupan angina.
Udara
merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah
yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Udara
tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri di
udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus
oleh tiupan angin.
Udara
dibagi menjadi dua bagian yaitu udara luar dan udara dalam ruangan. Udara dalam
ruang atau indoor airadalah udara dalam ruang gedung (rumah,
sekolah, restoran, hotel, rumah sakit, perkantoran) yang ditempati
sekelompok orang dengan tingkat kesehatan yang berbeda-beda selama minimal satu
jam. Sedangkan udara luar atau outdoor air adalah udara yang
bergerak bebas di atmosfer dan jumlahnya lebih banyak dari udara dalam suatu
ruangan Budiyanto, 2001).
Kelompok
mikroba yang paling banyak di udara adalah bakteri, jamur (termasuk di
dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada
yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam
bentuk generatif (umumnya spora). Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua
bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan mikroba di dalam ruangan. Mikroba
paling banyak ditemukan di dalam ruangan (Pudjiastuti, dkk. 1998).
Mikroba
yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial. Mikroba di
udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah
organisme tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel
debu yang tertiup angin. Mikroba tanah masih dapat ditemukan di udara
permukaan laut sampai sejauh 400 mil dari pantai pada ketinggian sampai 10.000
kaki.
Faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu atmosfer, kelembaban,
angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan kelembaban relatif adalah dua
faktor penting yang menentukan viabilitas dari mikroorganisme dalam aerosol.
Studi dengan Serratia marcesens dan E. coli menunjukkan
bahwa kelangsungan hidup udara terkait erat dengan suhu.
udara juga mengandung
mikroorganisme. Di udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan
ganggang, virus dan kista protozoa. Selama udara terkena sinar matahari, udara
tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang
mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba
akan mati. Udara terutama merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme.
Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air
atau di tanah.







0 komentar:
Posting Komentar