Sabtu, 10 Februari 2018

MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN: BAB 6-10

Credit by google.com


ANALISIS MIKROBA AIR
Air merupakan sumber kebutuhan pokok yang sangat penting untuk kehidupan sehari – hari yang tanpa disadari mengandung berbagai jenis mikroba (pathogen dan non pathogen) di dalamnya. Perkembangan industri dan semakin luasnya  pemukiman membuat kebutuhan air bersih layak minum semakin langka. Analisis mikroba pada air  dilakukan untuk mengetahui keberadaan mikroba yang pathogen maupun non pathogen dengan melakukan pemeriksaan bakteriologis terhadap air yang bersih yang digunakan.
Dalam analisis mikroba air menggunakan pemeriksaan bakteriologis air terdiri dari : 1. Uji pendugaan, 2.  Uji penegasan atau penentu (confirmed test), 3. Uji pelengkap (completed test). Selain itu juga dilakukan analisis utama , analisis tambahan, aquality assurance analysis mikrob air, pemeriksaan air secara mikrobiologid dan pedoman pengambilan sampel air.
MIKROBIOLOGI LIMBAH
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri, rumah tangga (domestik), limbah industri  maupun rumah sakit, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar dan frekuensi pembuangan limbah. Penanganan limbah meliputi pengumpulan bahan limbah, pengangkutannya (transportasi), pemrosesan limbah dan mendaur ulang limbah menjadi bahan yang tidak berbahaya atau penempatan limbah material pada tempatnya.
Mikroba limbah merupakan Mikroba yang mampu mengasimilasi polutan ke dalam tubuh mereka sehinga konsentrasi polutan dapat berkurang dari dalam air limbah berbahaya  (infeksius).
PENGELOLAAN BUANGAN SECARA MIKROBIOLOGI
Pengelolaan buangan atau limbah secara mikrobiologi  merupakan pengolahan (treatment) air limbah dengan mendayagunakan mikroorganisme untuk mendekomposisi bahan-bahan organik yang terkandung dalam air limbah menjadi bahan yang kurang menimbulkan potensi bahaya (misalnya keracunan, kematian biotik akibat penurunan DO, maupun kerusakan ekosistem). Pengolahan secara biologi seringkali merupakan pengolahan tahap kedua (secondary treatment) dalam sebuah IPAL.
Contohnya Pengolahan air limbah secara biologi biasanya merupakan tahapan kedua [secondary treatment] dalam sebuah IPAL, hal tersebut dikarenakan air limbah harus diolah terlebih dahulu [primary treatment] misalnya proses netralisasi di tahapan pertama agar pH mendekati netral namun agak asam, supaya dapat menunjang kehidupan mikroorganisme. Berbagai mikroorganisme yang berperan dalam mendekomposisi senyawa organik antaralain bakteri, protozoa, amoeba, fungi, maupun nematoda, sisanya merupakan organisme patogen yang selanjutnya akan dimusnahkan melalui proses disinfeksi.  Pengolahan air limbah secara biologi beranekaragam, biasanya dipilih berdasarkan tipe sumber limbah itu sendiri maupun ketersediaan ruang & material.
MIKROBIOLOGI TANAH
Beberapa mikroorganisme tanah bersifat patogenik terhadap tumbuhan dan menyebabkan penyakit pada perakaran sehingga menjadi layu dan busuk. Banyak tumbuhan bersimbiosis dengan jamur bernama mikoriza. Mikoriza meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk menyerap nutrisi dan air. Interaksi antara mikroorganisme tanah dan akar tumbuhan banyak dikaji dalam ilmu mikrobiologi tanah. Mikroorganisme tanah juga bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah bakteri.
Mikroorganisme tanah dapat menguraikan zat beracun yang berasal dari polusi. Hal ini menjadi dasar bioremediasi, yaitu penggunaan mikroorganisme untuk mendetoksifikasi dan menguraikan zat berbahaya dalam lingkungan atau setruktur tanah. struktur tanah, kandungan gizi, ketersediaan hara, dan menahan kapasitas air semuanya dipengaruhi oleh, atau tergantung pada, mikroorganisme tanah. Semua mikroorganisme tersebut adalah biota tanah yang berfungsi di ekosistem bawah tanah di akar tumbuhan dan sampah sebagai sumber makanan. Mikrobiologi tanah modern merupakan gabungan ilmu tanah, kimia, dan ekologi untuk memahami fungsi mikroorganisme dalam ekosistem tanah.
 MIKROBIOLOGI UDARA
Udara merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri di udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus oleh  tiupan angina.
Udara merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri di udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus oleh  tiupan angin.
Udara dibagi menjadi dua bagian yaitu udara luar dan udara dalam ruangan. Udara dalam ruang atau indoor airadalah udara dalam ruang gedung (rumah, sekolah, restoran, hotel, rumah sakit, perkantoran) yang  ditempati sekelompok orang dengan tingkat kesehatan yang berbeda-beda selama minimal satu jam. Sedangkan udara luar atau outdoor air adalah udara yang bergerak bebas di atmosfer dan jumlahnya lebih banyak dari udara dalam suatu ruangan Budiyanto, 2001).
Kelompok mikroba yang paling banyak di udara adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora). Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan mikroba di dalam ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan (Pudjiastuti, dkk. 1998).
Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial. Mikroba di udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah organisme tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu yang tertiup angin.  Mikroba tanah masih dapat ditemukan di udara permukaan laut sampai sejauh 400 mil dari pantai pada ketinggian sampai 10.000 kaki.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan kelembaban relatif adalah dua faktor penting yang menentukan viabilitas dari mikroorganisme dalam aerosol. Studi dengan Serratia marcesens dan E. coli menunjukkan bahwa kelangsungan hidup udara terkait erat dengan suhu.
udara juga mengandung mikroorganisme. Di udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista protozoa. Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara  terutama merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. 

0 komentar:

Posting Komentar